Halo, Saya Mochamad Arry Akbar Ripa'i, S.M.

Saya seorang blogger dari Garut, Salam Kenal..!!!

Blog ini berisi pengalaman pribadi, rekomendasi produk dan segala opini pribadi yang mungkin dapat enak atau tidak enak untuk dibaca. Semoga bisa bersedia meluangkan waktu membaca blog ini. ENJOY ! Mari berkenalan lewat Instagram @akbar.arifai


Home OpiniSaya / SejarahIslam / Traveling

Kecamatan Balubur Limbangan Menjadi Awal Syiar Islam di Garut

 


Balubur Limbangan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Garut yang konon diberi nama oleh SUNAN GUNUNG DJATI - CIREBON melalui SUNAN CIPANCAR atau ADIPATI LIMANSENJAYA KUSUMAH. Nama Limbangan timbangan atau seimbang dalam menyebarkan dakwah Islam. Nama Limbangan diusulkan oleh Sunan Gunung Djati untuk menggantikan nama KERAJAAN GALUH PAKUAN. Sunan Cipancar merupakan seorang adipati di kerajaan tersebut. Ia merupakan pengikut setia Raja Santang alias Prabu Kian Santang, paman Sunan Gunung Djati.

Koordinator Pengelola Situs Sunan Cipancar, Abah Komar Kholik, mengatakan; Sunan Cipancar adalah raja pertama Galuh Pakuan. Kerajaan ini merupakan cikal bakal Limbangan dan kini menjadi Kabupaten Garut. Sunan Cipancar mempunyai keyakinan yang berbeda dengan ayahnya, Prabu Hande Limansenjaya yang menganut agama Hindu. Ia memilih Islam setelah belajar dari Prabu Kian Santang.

Koordinator Pengelola Situs Sunan Cipancar, Abah Komar Kholik, mengatakan; Sunan Cipancar adalah raja pertama Galuh Pakuan. Kerajaan ini merupakan cikal bakal Limbangan dan kini menjadi Kabupaten Garut. Sunan Cipancar mempunyai keyakinan yang berbeda dengan ayahnya, Prabu Hande Limansenjaya yang menganut agama Hindu. Ia memilih Islam setelah belajar dari Prabu Kian Santang.

Menurut Abah Komar, ada cerita yang membuat Sunan Cipancar mendapat penghargaan dalam menyebarkan Islam. Ia mendapat undangan dari Sunan Gunung Djati untuk berkumpul dengan tokoh Islam lainnya di Cirebon. Syaratnya, semua karakter yang datang tidak boleh terlambat.

"Kalau terlambat maka akan dihukum mati dengan senjatanya sendiri. Sunan Cipancar terlambat beberapa detik dan ditahan algojo. la pun mengikuti instruksi tersebut. Namun saat algojo akan menusukan keris ke Sunan Cipancar, ada cahaya bertuliskan "laa ikraha fiddin" dari keris itu", ucap Abah Komar sambil menunjukan Makam Sunan Cipancar di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Limbangan, Garut - Jawa Barat. (12/7/2017).

Dari sinar kerisnya, ia kemudian dipanggil oleh Sunan Gunung Djati dan bisa duduk bersama tokoh Islam lainnya. Belati yang dibawa Sunan Cipancar merupakan pemberian Prabu Kian Santang. Berkat peristiwa itu, Sunan Gunung Djati mengganti nama Galuh Pakuan menjadi Limbangan.

Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Cipancar tak pernah memaksa kepada rakyatnya. Apalagi mayoritas saat itu masih penganut Hindu. Secara perlahan, Sunan Cipancar menyebarkan Islam agar bisa diterima. "Ada yang sedang memancing didatangi Sunan Cipancar karena susah dapat ikan. Yang memancingnya disuruh baca syahadat biar dapat ikannya banyak. Setelah baca ternyata hasil pancingannya memang banyak," katanya.

Dengan cara seperti itu, rakyat Galuh Pakuan tertarik untuk mengikuti Islam. Cara lainnya adalah dengan mengumpulkan seluruh masyarakat dan memasak nasi liwet bersama-sama. Sambil menunggu nasi matang, Sunan Cipancar berdakwah tentang Islam.

"Cara-cara penyebarannya unik. Meski ia penguasa, tapi ia tidak sewenang-wenang menyuruh rakyatnya masuk agama Islam,"ujarnya.

Diperkirakan Sunan Cipancar menyebarkan Islam pada tahun 1510 masehi. Abah Komar yang sudah 30 tahun menjadi juru pelihara menyebutkan jika di makam Sunan Cipancar terdapat beberapa makam lainnya. Terdapat tujuh makam yang sudah bisa di identifikasi termasuk makam Sunan Cipancar.

"Masih ada tujuh makam lainnya yang belum bisa diidentifikasi. Tapi dari dulu bentuk makamnya tidak ada yang berubah". Katanya Sejumlah peninggalan Sunan Cipancar masih ada di kompleks Makam Sunan Cipancar. Hanya peninggalan tersebut dikubur sedalam enam meter. Benda pusaka yang lainnya pun masih bisa ditemui & di simpan di Museum Garut.

"Biasanya saat bulan mulud dimandikan benda pusakanya. Sebenarnya ada larangan tiap Selasa tak boleh ziarah kesini. Cuman suka ada yang datang dari jauh jadi saya persilahkan" ujarnya. Kompleks makam Sunan Cipancar juga telah didirikan sebagai Situs Cagar Budaya. Jasa dalam menyebarkan agama Islam begitu besar di Garut. "Bisa disebut beliaulah yang pertama kali menyebarkan Islam di Kabupaten Garut".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

to Top