Thursday, May 25, 2023

Toko Buku Gunung Agung Tutup, Mungkinkah Disebabkan Oleh Masyarakat Indonesia Yang Minat Bacanya Kurang ?

 


Banyak Toko Buku Tutup di Indonesia

Apakah Karena Minat Baca Masyarakat Kurang..?

Kalian sadar nggak, kalau baru-baru ini banyak toko buku di Indonesia yang mulai gulung tikar.

Berikut adalah beberapa diantaranya :

Toko Gunung Agung

Toko buku gunung agung dikabarkan akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun 2023. Penutupan ini dilakukan karena perusahaan tidak lagi bisa bertahan dari kerugian yang semakin besar dan terus bertambah tiap tahunnya.

Books and beyond

Books and beyond menutup secara permanen seluruh cabangnya di akhir Mei 2023 dan kabarnya akan fokus pada penjualan online. Sebelum penutupan itu, toko buku ini mengadakan clearance sale sampai 80%.

Togamas

Toko buku lokal di solo ini resmi berhenti beroperasi sejak juli 2022 karena turunnya penjualan akibat pandemi covid-19

Kinokuniya

Jaringan toko buku lokal asal Jepang yang berdiri sejak 1927 ini menutup gerainya di plaza Senayan pada April 2021 lalu. Saat ini, hanya tersisa satu outlet di Grand Indonesia.

Apakah Masyarakat Indonesia Kurang Minat Baca.?

Banyak yang mengira bahwa penyebab utamanya adalah masyarakat Indonesia yang dikabarkan kurang minat baca.

Menurut data unesco, minat baca masyarakat Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dengan presentase hanya 0,001%. Ini berarti dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.

Namun, konsultan bisnis dari Managing partner Inventure, Yuswo Hady berpendapat bahwa rendahnya tingkat literasi di Indonesia tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap tutupnya usaha toko buku.

Ia memaparkan ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banyak usaha toko buku tutup. Salah satu yang utama adalah perubahan perilaku konsumen.

Berikut adalah beberapa penyebab banyak toko buku tutup.

  1. Pembaca beralih ke format digital
  2. Persaingan dengan toko online
  3. Biaya sewa dan operasional tinggi
  4. Perubahan preferensi baca
  5. Pandemi covid-19

Masalah serupa pernah dialami oleh toko buku asal Amerika Serikat, Barnes and Noble. Toko buku ini nyaris gulung tikar karena tidak melakukan inovasi dan tidak menyesuaikan selera konsumen.

Namun, toko buku ini berhasi bangkit setelah mengubah strateginya dengan membuka toko kecil dan menyesuaikan selera pembaca disetiap tempat.

0 komentar:

Post a Comment