Kita sebagai muslim tentu saja dalam meraih keridhaan Allah diwajibkan untuk beramal. Tapi dalam waktu bersamaan diwajibkan pula pada kita untuk tidak menyandarkan diri kepada amalnya itu saja.
.
Sebab, betapa-pun seorang muslim itu telah melaksanakan suatu amalan, ia tidak akan mampu menunaikan apa yang menjadi "hak Allah" secara utuh. Bahkan kalo kita ukur dengan semua nikmat Allah yang diberikan kepada kita selama hidup maka kita tidak bisa menggantinya dengan amalan sholeh yang kita perbuat selama ini.
.
Dalam suatu kisah Nabi Muhammad mengingatkan sahabatnya, bahwa tidak seorangpun masuk surga karena amalannya melainkan karena Rahmat kasih sayang Allah SWT. Kemudian sahabat kembali bertanya "engkau-pun tidak ya Rasulullah..?" Beliau Rasul menjawab "aku-pun tidak kecuali karena Rahmat kasih sayang dari Allah". (HR. Bukhari 5673, Muslim 2816)
.
Logikanya, Nabi saja yang setiap harinya sholat bahkan hingga kaki bengkak melebihi sholatnya kita, kesehariannya memikirkan agama melebihi kita tetapi masuk surga bukan karena amal-nya tapi karena Rahmat kasih sayang Allah apalagi kita yang perbandingan akhlak nya jauh dari akhlak Rasulullah SAW. Semua amalan yang telah kita kerjakan tidak akan sepadan dengan apa yang akan kita dapatkan di surga.
.
Jadi, Jaga hati kita. Tetap beramal sholeh dengan penuh kerendahan diri dihadapan Allah, jangan pernah merasa sombong dalam beramal karena kekuatan kita dalam beramal datang dari Allah, jangan pula merasa cukup dalam beramal, meskipun kita pernah berbuat dosa tetaplah beribadah berharap kepada Allah, selalu merasa butuh terhadap Allah supaya Allah jaga kita dijalan yang benar dan Allah pilih kita untuk mati dalam keadaan Husnul Khotimah, Aamiin.
Sikap Nabi Sulaiman dalam menerima nikmat Allah adalah sikap yang harus dijadikan contoh teladan oleh setiap muslim dalam mendapatkan Rahmat dari Allah SWT. Sikap demikian itu akan menghilangkan sifat angkuh dan sombong yang ada pada diri seseorang. Ia juga akan menghilangkan rasa putus asa dan rendah diri bagi orang yang sedang dalam keadaan sengsara dan menderita, karena dia mengetahui semuanya itu adalah cobaan dan ujian dari Tuhan kepada para hamba-Nya.
Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat
Salam
Arry Akbar
0 komentar:
Post a Comment