Pemahaman dan daya tangkap pelajar itu berbeda-beda, ada yang ketika baru diajarkan sekali oleh gurunya "eh si anak langsung bisa mengerjakan soal yang sejenis", tapi adapula anak yang ketika diajarkan sekali, duakali, tigakali, bahkan sampai limakali-pun si anak gak ngerti-ngerti.
Yah, itu sering terjadi terutama untuk Mata Pelajaran Science atau IPA, Matematics, dan Fisics.
Tapi menurut hasil research, para ahli mengatakan bahwa kemajuan pendidikan itu berdasarkan pada Guru-nya, jadi ketika murid banyak yang memiliki nilai jelek para Guru harus intropeksi diri nih dan jangan marah-marah kepada murid. Tanya pada dirisendiri apakah saya jadi Guru hanyalah sebagai pelarian karena sulit mencari kerja atau karena memang punya hobi bikin orang cerdas.
Biasanya ketika Guru yang emang cita-citanya menjadi seorang pendidik, si anak akan mudah memahami apa yang gurunya ajarkan..!! lain halnya dengan guru yang hanya untuk mencari nafkah maka muridnya akan merasa kesulitan dalam memahami apa yang diajarkan. (nb. bukan nyuruh guru untuk gak nyari duit ya, karena duit itu bisa buat kita hidup)
Satu lagi, Kecerdasan anak itu berbeda-beda : ada kecerdasan kinetik, ada kecerdasan dalam berhitung, dll. Ketika anak itu gak jago di matematik jangan langsung memarahi tapi sebagai pendidik kita harus cari tahu nih bakat si anak ada dimana..?? dan tugas pendidik adalah mengarahkan dan memberikan HOPE.
Berikanlah harapan pada mereka, sehingga si anak nantinya akan menjadikan Hope atau Harapan yang anda berikan sebagai VISI-nya kedepan untuk menjadi manusia sejahtera.
Hati-hati loh ketika memarahi murid jangan sampe bikin sakit hati soalnya Banyak murid yang dulunya dikatain bego oleh gurunya tapi malah hidup berkecukupan contohnya Thomas Alva Edison yang di didik oleh ibunya sehingga jadi seorang penemu dengan banyak paten. Siapa yang jadi PAHLAWAN TANPA TANDA JASA bagi Thomas Alva Edison..?? tentu IBU-nya.
0 komentar:
Post a Comment